Pada suatu waktu, hidup seorang raja   yang mempunyai beberapa anak gadis yang cantik, tetapi anak gadisnya   yang paling bungsulah yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang sangat cantik  dan selalu  terlihat bercahaya. Ia bernama Mary. Di dekat istana raja  terdapat  hutan yang luas serta lebat dan di bawah satu pohon limau yang  sudah  tua ada sebuah sumur. Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi  bermain  menuju hutan dan duduk di tepi pancuran yang airnya sangat  dingin.  Ketika sudah bosan sang Putri mengambil sebuah bola emas  kemudian  melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap kembali. Bermain  lempar  bola adalah mainan kegemarannya.
  yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang sangat cantik  dan selalu  terlihat bercahaya. Ia bernama Mary. Di dekat istana raja  terdapat  hutan yang luas serta lebat dan di bawah satu pohon limau yang  sudah  tua ada sebuah sumur. Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi  bermain  menuju hutan dan duduk di tepi pancuran yang airnya sangat  dingin.  Ketika sudah bosan sang Putri mengambil sebuah bola emas  kemudian  melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap kembali. Bermain  lempar  bola adalah mainan kegemarannya.
 yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang sangat cantik  dan selalu  terlihat bercahaya. Ia bernama Mary. Di dekat istana raja  terdapat  hutan yang luas serta lebat dan di bawah satu pohon limau yang  sudah  tua ada sebuah sumur. Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi  bermain  menuju hutan dan duduk di tepi pancuran yang airnya sangat  dingin.  Ketika sudah bosan sang Putri mengambil sebuah bola emas  kemudian  melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap kembali. Bermain  lempar  bola adalah mainan kegemarannya.
  yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang sangat cantik  dan selalu  terlihat bercahaya. Ia bernama Mary. Di dekat istana raja  terdapat  hutan yang luas serta lebat dan di bawah satu pohon limau yang  sudah  tua ada sebuah sumur. Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi  bermain  menuju hutan dan duduk di tepi pancuran yang airnya sangat  dingin.  Ketika sudah bosan sang Putri mengambil sebuah bola emas  kemudian  melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap kembali. Bermain  lempar  bola adalah mainan kegemarannya.Namun,  suatu ketika bola emas sang putri  tidak bisa ditangkapnya. Bola itu  kemudian jatuh ke tanah dan  menggelinding ke arah telaga, mata sang  putri terus melihat arah bola  emasnya, bola terus bergulir hingga  akhirnya lenyap di telaga yang  dalam, sampai dasar telaga  itu pun tak terlihat. Sang Putri pun mulai  menangis. Semakin lama  tangisannya makin keras. Ketika ia masih  menangis, terdengar suara  seseorang berbicara padanya,”Apa yang  membuatmu bersedih tuan putri?  Tangisan tuan Putri sangat membuat saya  terharu… Sang Putri melihat ke  sekeliling mencari darimana arah suara  tersebut, ia hanya melihat seekor  katak besar dengan muka yang jelek di  permukaan air. “Oh… apakah engkau  yang tadi berbicara katak? Aku  menangis karena bola emasku jatuh ke  dalam telaga”. “Berhentilah  menangis”, kata sang katak. Aku bisa  membantumu mengambil bola emasmu,  tapi apakah yang akan kau berikan  padaku nanti?”, lanjut sang katak.
  sampai dasar telaga  itu pun tak terlihat. Sang Putri pun mulai  menangis. Semakin lama  tangisannya makin keras. Ketika ia masih  menangis, terdengar suara  seseorang berbicara padanya,”Apa yang  membuatmu bersedih tuan putri?  Tangisan tuan Putri sangat membuat saya  terharu… Sang Putri melihat ke  sekeliling mencari darimana arah suara  tersebut, ia hanya melihat seekor  katak besar dengan muka yang jelek di  permukaan air. “Oh… apakah engkau  yang tadi berbicara katak? Aku  menangis karena bola emasku jatuh ke  dalam telaga”. “Berhentilah  menangis”, kata sang katak. Aku bisa  membantumu mengambil bola emasmu,  tapi apakah yang akan kau berikan  padaku nanti?”, lanjut sang katak.
 sampai dasar telaga  itu pun tak terlihat. Sang Putri pun mulai  menangis. Semakin lama  tangisannya makin keras. Ketika ia masih  menangis, terdengar suara  seseorang berbicara padanya,”Apa yang  membuatmu bersedih tuan putri?  Tangisan tuan Putri sangat membuat saya  terharu… Sang Putri melihat ke  sekeliling mencari darimana arah suara  tersebut, ia hanya melihat seekor  katak besar dengan muka yang jelek di  permukaan air. “Oh… apakah engkau  yang tadi berbicara katak? Aku  menangis karena bola emasku jatuh ke  dalam telaga”. “Berhentilah  menangis”, kata sang katak. Aku bisa  membantumu mengambil bola emasmu,  tapi apakah yang akan kau berikan  padaku nanti?”, lanjut sang katak.
  sampai dasar telaga  itu pun tak terlihat. Sang Putri pun mulai  menangis. Semakin lama  tangisannya makin keras. Ketika ia masih  menangis, terdengar suara  seseorang berbicara padanya,”Apa yang  membuatmu bersedih tuan putri?  Tangisan tuan Putri sangat membuat saya  terharu… Sang Putri melihat ke  sekeliling mencari darimana arah suara  tersebut, ia hanya melihat seekor  katak besar dengan muka yang jelek di  permukaan air. “Oh… apakah engkau  yang tadi berbicara katak? Aku  menangis karena bola emasku jatuh ke  dalam telaga”. “Berhentilah  menangis”, kata sang katak. Aku bisa  membantumu mengambil bola emasmu,  tapi apakah yang akan kau berikan  padaku nanti?”, lanjut sang katak.“Apapun  yang kau minta akan ku berikan,  perhiasan dan mutiaraku, bahkan aku  akan berikan mahkota emas yang aku  pakai ini”, kata sang putri. Sang  katak menjawab, “aku tidak mau  perhiasan, mutiara bahkan mahkota  emasmu, tapi aku ingin kau mau menjadi  teman pasanganku dan  mendampingimu makan, minum dan menemanimu tidur.  Jika kau berjanji  memenuhi semua keinginanku, aku akan mengambilkan bola  emasmu kembali”,  kata sang katak. “Baik, aku janji akan memenuhi semua  keinginanmu jika  kau berhasil membawa bola emasku kembali.” Sang putri  berpikir,  bagaimana mungkin seekor katak yang bisa berbicara dapat hidup  di darat  dalam waktu yang lama. Ia hanya bisa bermain di air bersama  katak  lainnya sambil bernyanyi. Setelah sang putri berjanji, sang katak   segera menyelam ke dalam telaga dan dalam waktu singkat ia kembali ke   permukaan sambil membawa bola emas di mulutnya kemudian melemparkannya   ke tanah.
Sang Putri merasa sangat  senang karena  bola emasnya ia dapatkan kembali. Sang Putri menangkap  bola emasnya dan  kemudian berlari pulang. “Tunggu… tunggu,” kata sang  katak. “Bawa aku  bersamamu, aku tidak dapat berlari secepat dirimu”.  Tapi percuma saja  sang katak berteriak memanggil sang putri, ia tetap  berlari meninggalkan  sang katak.  Sang katak merasa  sangat sedih dan kembal ke telaga kembali. Keesokan  harinya, ketika sang  Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil makan  siang, terdengar suara  lompatan ditangga marmer. Sesampainya di tangga  paling atas, terdengar  ketukan pintu dan tangisan,”Putri, putri…  bukakan pintu untukku”. Sang  putri bergegas menuju pintu. Tapi ketika  ia membuka pintu, ternyata di  hadapannya sudah ada sang katak. Karena  kaget ia segera menutup pintu  keras-keras. Ia kembali duduk di meja  makan dan kelihatan ketakutan.  Sang Raja yang melihat anaknya ketakutan  bertanya pada putrinya,”Apa  yang engkau takutkan putriku? Apakah ada  raksasa yang akan membawamu  pergi? “Bukan ayah, bukan seorang raksasa  tapi seekor katak yang  menjijikkan”, kata sang putri. “Apa yang ia  inginkan dari?” tanya sang  raja pada putrinya.
  Sang katak merasa  sangat sedih dan kembal ke telaga kembali. Keesokan  harinya, ketika sang  Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil makan  siang, terdengar suara  lompatan ditangga marmer. Sesampainya di tangga  paling atas, terdengar  ketukan pintu dan tangisan,”Putri, putri…  bukakan pintu untukku”. Sang  putri bergegas menuju pintu. Tapi ketika  ia membuka pintu, ternyata di  hadapannya sudah ada sang katak. Karena  kaget ia segera menutup pintu  keras-keras. Ia kembali duduk di meja  makan dan kelihatan ketakutan.  Sang Raja yang melihat anaknya ketakutan  bertanya pada putrinya,”Apa  yang engkau takutkan putriku? Apakah ada  raksasa yang akan membawamu  pergi? “Bukan ayah, bukan seorang raksasa  tapi seekor katak yang  menjijikkan”, kata sang putri. “Apa yang ia  inginkan dari?” tanya sang  raja pada putrinya.
 Sang katak merasa  sangat sedih dan kembal ke telaga kembali. Keesokan  harinya, ketika sang  Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil makan  siang, terdengar suara  lompatan ditangga marmer. Sesampainya di tangga  paling atas, terdengar  ketukan pintu dan tangisan,”Putri, putri…  bukakan pintu untukku”. Sang  putri bergegas menuju pintu. Tapi ketika  ia membuka pintu, ternyata di  hadapannya sudah ada sang katak. Karena  kaget ia segera menutup pintu  keras-keras. Ia kembali duduk di meja  makan dan kelihatan ketakutan.  Sang Raja yang melihat anaknya ketakutan  bertanya pada putrinya,”Apa  yang engkau takutkan putriku? Apakah ada  raksasa yang akan membawamu  pergi? “Bukan ayah, bukan seorang raksasa  tapi seekor katak yang  menjijikkan”, kata sang putri. “Apa yang ia  inginkan dari?” tanya sang  raja pada putrinya.
  Sang katak merasa  sangat sedih dan kembal ke telaga kembali. Keesokan  harinya, ketika sang  Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil makan  siang, terdengar suara  lompatan ditangga marmer. Sesampainya di tangga  paling atas, terdengar  ketukan pintu dan tangisan,”Putri, putri…  bukakan pintu untukku”. Sang  putri bergegas menuju pintu. Tapi ketika  ia membuka pintu, ternyata di  hadapannya sudah ada sang katak. Karena  kaget ia segera menutup pintu  keras-keras. Ia kembali duduk di meja  makan dan kelihatan ketakutan.  Sang Raja yang melihat anaknya ketakutan  bertanya pada putrinya,”Apa  yang engkau takutkan putriku? Apakah ada  raksasa yang akan membawamu  pergi? “Bukan ayah, bukan seorang raksasa  tapi seekor katak yang  menjijikkan”, kata sang putri. “Apa yang ia  inginkan dari?” tanya sang  raja pada putrinya.Kemudian  sang putri bercerita kembali  kejadian yang menimpanya kemarin. “Aku  tidak pernah berpikir ia akan  datang ke istana ini..”, kata sang Putri.  Tidak berapa lama, terdengar  ketukan di pintu lagi. “Putri…, putri,  bukakan pintu untukku. Apakah kau lupa  dengan ucapan mu di telaga kemarin?” Akhirnya sang  Raja berkata pada  putrinya,”apa saja yang telah engkau janjikan  haruslah ditepati. Ayo,  bukakan pintu untuknya”. Dengan langkah yang  berat, sang putri bungsu  membuka pintu, lalu sang katak segera masuk  dang mengikuti sang putri  sampai ke meja makan. “Angkat aku dan biarkan  duduk di sebelahmu”, kata  sang katak. Atas perintah Raja, pengawal  menyiapkan piring untuk katak  di samping Putri Mary. Sang katak segera  menyantap makanan di piring itu  dengan menjulurkan lidahnya yang  panjang. “Wah, benar-benar tidak punya  aturan. Melihatnya saja membuat  perasaanku tidak enak,” kata Putri  Mary.
  Apakah kau lupa  dengan ucapan mu di telaga kemarin?” Akhirnya sang  Raja berkata pada  putrinya,”apa saja yang telah engkau janjikan  haruslah ditepati. Ayo,  bukakan pintu untuknya”. Dengan langkah yang  berat, sang putri bungsu  membuka pintu, lalu sang katak segera masuk  dang mengikuti sang putri  sampai ke meja makan. “Angkat aku dan biarkan  duduk di sebelahmu”, kata  sang katak. Atas perintah Raja, pengawal  menyiapkan piring untuk katak  di samping Putri Mary. Sang katak segera  menyantap makanan di piring itu  dengan menjulurkan lidahnya yang  panjang. “Wah, benar-benar tidak punya  aturan. Melihatnya saja membuat  perasaanku tidak enak,” kata Putri  Mary.
 Apakah kau lupa  dengan ucapan mu di telaga kemarin?” Akhirnya sang  Raja berkata pada  putrinya,”apa saja yang telah engkau janjikan  haruslah ditepati. Ayo,  bukakan pintu untuknya”. Dengan langkah yang  berat, sang putri bungsu  membuka pintu, lalu sang katak segera masuk  dang mengikuti sang putri  sampai ke meja makan. “Angkat aku dan biarkan  duduk di sebelahmu”, kata  sang katak. Atas perintah Raja, pengawal  menyiapkan piring untuk katak  di samping Putri Mary. Sang katak segera  menyantap makanan di piring itu  dengan menjulurkan lidahnya yang  panjang. “Wah, benar-benar tidak punya  aturan. Melihatnya saja membuat  perasaanku tidak enak,” kata Putri  Mary.
  Apakah kau lupa  dengan ucapan mu di telaga kemarin?” Akhirnya sang  Raja berkata pada  putrinya,”apa saja yang telah engkau janjikan  haruslah ditepati. Ayo,  bukakan pintu untuknya”. Dengan langkah yang  berat, sang putri bungsu  membuka pintu, lalu sang katak segera masuk  dang mengikuti sang putri  sampai ke meja makan. “Angkat aku dan biarkan  duduk di sebelahmu”, kata  sang katak. Atas perintah Raja, pengawal  menyiapkan piring untuk katak  di samping Putri Mary. Sang katak segera  menyantap makanan di piring itu  dengan menjulurkan lidahnya yang  panjang. “Wah, benar-benar tidak punya  aturan. Melihatnya saja membuat  perasaanku tidak enak,” kata Putri  Mary.Sang  Putri bergegas lari ke kamarnya.  Kini ia merasa lega bisa melepaskan  diri dari sang katak. Namun,  tiba-tiba, ketika hendak membaringkan  diri di  tempat tidur…. “Kwoook!” ternyata sang katak sudah berada di  atas  tempat tidurnya. “Cukup katak! Meskipun aku sudah mengucapkan  janji,  tapi ini sudah keterlaluan!” Putri Mary sangat marah, lalu ia   melemparkan katak itu ke lantai. Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar   dari tubuh katak. Dari dalam asap muncul seorang pangeran yang gagah.   “Terima kasih Putri Mary… kau telah menyelamatkanku dari sihir seorang   penyihir yang jahat. Karena kau telah melemparku, sihirnya lenyap dan   aku kembali ke wujud semula.” Kata sang pangeran. “Maafkan aku karena   telah mengingkari janji,” kata sang putri dengan penuh sesal. “Aku juga   minta maaf. Aku sengaja membuatmu marah agar kau melemparkanku,” sahut   sang Pangeran. Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya sang Pangeran dan   Putri Mary mengikat janji setia dengan menikah dan merekapun hidup   bahagia.
membaringkan  diri di  tempat tidur…. “Kwoook!” ternyata sang katak sudah berada di  atas  tempat tidurnya. “Cukup katak! Meskipun aku sudah mengucapkan  janji,  tapi ini sudah keterlaluan!” Putri Mary sangat marah, lalu ia   melemparkan katak itu ke lantai. Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar   dari tubuh katak. Dari dalam asap muncul seorang pangeran yang gagah.   “Terima kasih Putri Mary… kau telah menyelamatkanku dari sihir seorang   penyihir yang jahat. Karena kau telah melemparku, sihirnya lenyap dan   aku kembali ke wujud semula.” Kata sang pangeran. “Maafkan aku karena   telah mengingkari janji,” kata sang putri dengan penuh sesal. “Aku juga   minta maaf. Aku sengaja membuatmu marah agar kau melemparkanku,” sahut   sang Pangeran. Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya sang Pangeran dan   Putri Mary mengikat janji setia dengan menikah dan merekapun hidup   bahagia.
 membaringkan  diri di  tempat tidur…. “Kwoook!” ternyata sang katak sudah berada di  atas  tempat tidurnya. “Cukup katak! Meskipun aku sudah mengucapkan  janji,  tapi ini sudah keterlaluan!” Putri Mary sangat marah, lalu ia   melemparkan katak itu ke lantai. Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar   dari tubuh katak. Dari dalam asap muncul seorang pangeran yang gagah.   “Terima kasih Putri Mary… kau telah menyelamatkanku dari sihir seorang   penyihir yang jahat. Karena kau telah melemparku, sihirnya lenyap dan   aku kembali ke wujud semula.” Kata sang pangeran. “Maafkan aku karena   telah mengingkari janji,” kata sang putri dengan penuh sesal. “Aku juga   minta maaf. Aku sengaja membuatmu marah agar kau melemparkanku,” sahut   sang Pangeran. Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya sang Pangeran dan   Putri Mary mengikat janji setia dengan menikah dan merekapun hidup   bahagia.
membaringkan  diri di  tempat tidur…. “Kwoook!” ternyata sang katak sudah berada di  atas  tempat tidurnya. “Cukup katak! Meskipun aku sudah mengucapkan  janji,  tapi ini sudah keterlaluan!” Putri Mary sangat marah, lalu ia   melemparkan katak itu ke lantai. Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar   dari tubuh katak. Dari dalam asap muncul seorang pangeran yang gagah.   “Terima kasih Putri Mary… kau telah menyelamatkanku dari sihir seorang   penyihir yang jahat. Karena kau telah melemparku, sihirnya lenyap dan   aku kembali ke wujud semula.” Kata sang pangeran. “Maafkan aku karena   telah mengingkari janji,” kata sang putri dengan penuh sesal. “Aku juga   minta maaf. Aku sengaja membuatmu marah agar kau melemparkanku,” sahut   sang Pangeran. Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya sang Pangeran dan   Putri Mary mengikat janji setia dengan menikah dan merekapun hidup   bahagia.Pesan moral : Jangan  pernah mempermainkan sebuah janji dan pikirkanlah dahulu janji-janji  yang akan kita buat.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar